Eder menjadi pusat perbincangan di berbagai media menyusul aksi heroiknya pada Piala Eropa 2016. Ia mencetak satu-satunya gol kemenangan Portugal atas tuan rumah Perancis pada final di Stade de France, 10 Juli 2016.
Dua tahun sebelumnya, Eder mengalami nasib buruk saat tampil pada Piala Dunia 2014. Penyerang Lille itu dianggap ikut andil di balik kegagalan Portugal lolos dari fase grup.
Kegagalan itu menambah beban hidup Eder. Mundur 11 tahun lagi, Filomeno Antonio Lopes selaku ayahnya membunuh ibu tirinya, Domingas Olivais.
Gelombang kritik dari publik sendiri dan tekanan hidup mendorong Eder untuk mengakhiri hidup.
"Pikiran saya mengarah ke sesuatu yang sangat buruk. Saya mengalami fase terendah dalam hidup," ucap Eder dikutip Daily Mail.
"Saya mendapat cedera dan harus bermain pada Piala Dunia. Sayangnya, beberapa hal tidak berlangsung mulus," kata eks juru gedor Braga itu.
Kepercayaan diri dan motivasi hidup Eder kembali menyala lewat bantuan seorang perempuan bernama Susana.
"Titik balik saya terjadi setelah sebuah pertandingan bersama Braga. Saya bertemu seorang gadis yang mengenakan seragam tim kami. Ibu dia, Susana Torres, meminta foto bersama," tutur Eder.
"Susan mengatakan bahwa dirinya adalah psikolog. Saya meminta bantuan dia untuk kembali membangun mimpi," kata Eder lagi.
Eder memulai karier profesional bersama tim lokal Oliveira Hospital pada 2006. Ia kemudian berpindah-pindah tim mulai dari Tourizense, Adacemica, Braga, Swansea City, hingga kini mendarat di Lille.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar