Jumat, 26 Agustus 2016

Mengapa Guardiola Usir Joe Hart Dari Man City?

QQ2889 - Dalam beberapa konferensi pers terbaru , Josep Guardiola sudah menegaskan sikapnya mengenai Joe Hart. Guardiola menyatakan Hart harus pergi jika ingin mendapatkan jaminan bermain reguler. 

Guardiola pun sudah mengakui bahwa posisi penjaga gawang utama Manchester City akan menjadi milik Claudio Bravo. Saat ini Bravo sudah berada di manchester untuk menyelesaikan proses transfernya.

Langkah Guardiola ini mendapat reaksi yang beragam dari berbagai pihak. Ada yang mendukung, ada pula yang menghujat Guardiola karena menendang keluar pemain yang sudah setia di klub.

Berikut adalah beberapa alasan dan sudut pandang mengapa Guardiola memilih untuk mendepak Hart dari Manchester City.
Josep Guardiola adalah pria yang berpegang teguh kepada prinsipnya, terutama dalam hal sepakbola. Guardiola memiliki filosofi sepakbola menyernag yang tak boleh diganggu gugat, selamanya akan seperti itu.

Untuk mewujudkan visinya membangun sebuah tim yang bisa bermain dengan gaya sepakbola yang diinginkannya, Guardiola membutuhkan pemain tertentu. Dari posisi kiper sampai penyerang, setiap pemain harus punya kemampuan spesifik.

Imbasnya, Guardiola kerap harus melepas pemain yang tak dibutuhkannya saat datang ke klub. Ia lalu menggantikannya dengan pemain yang memenuhi kriteria dan standar Guardiola.

Saat pertama datang ke Barcelona, Guardiola langsung mendepak dua pilar tim; Ronaldinho dan Deco. Sekarang ini, di City, Guardiola bukan cuma akan mendepak Joe Hart, tapi juga Yaya Toure.

Guardiola sudah melontarkan ancaman; jika Toure tidak meningkatkan intensitas permainannya ketika City tidak menguasai bola, maka ia tidak akan bermain musim ini.
Secara singkat, dapat dikatakan bahwa Joe Hart bukanlah tipe penjaga gawang yang disukai Guardiola. Gaya bermain Hart tidak akan sesuai dengan gaya sepakbola posesif yang mewajibkan semua pemain untuk bisa nyaman menguasai bola.

Hart adalah kiper old school Inggris. Ia memiliki kelebihan dalam mengantisipasi umpan-umpan silang serta tangguh dalam menghalau bola atas. Tapi distribusi bola Hart, terutama jarak pendek, sangat lemah.

Seperti kiper gaya lama Inggris, Hart cenderung menendang jauh bola ke depan. Dulu, kemampuan ini bagus di Inggris karena hampir semua tim menerapkan strategi kick and rush. Idenya adalah menempatkan bola sejauh mungkin dari gawang dan kalau bisa, sekaligus menyerang cepat.

Sementara itu, Guardiola butuh kiper yang bisa nyaman bertukar umpan dengan para pemain lain meski tengah dalam tekanan. Kiper juga diwajibkan untuk bisa membagi bola dengan cerdas, baik dalam jarak jauh maupun dekat. Berikut adalah perbandingan Hart dengan Manuel Neuer(kiper Guardiola di Bayern) dan Claudio Bravo (calon pengganti Hart).
Yang patut diingat dalam melihat situasi ini adalah bahwa tidak ada masalah personal antara Hart dengan Guardiola. Meski secara profesional Guardiola tidak menginginkan Hart, namun secara pribadi keduanya memiliki hubungan yang normal.

Dalam latihan, Hart masih mendapat perlakukan yang sama seperti semua pemain lain. Namun Guardiola sudah tegas memberikan kejelasan kapan Hart akan dimainkan atau tidak.

Guardiola bahkan tidak serta-merta mengusir Hart dari Manchester City. Jika hart tidak ingin pergi, Guardiola tidak akan memaksanya. Hanya saja, Hart juga tidak akan dimainkan lagi sampai ia mengubah gaya permainannya menjadi seperti yang diinginkan Guardiola.

Setelah pertandingan melawan Steaua, Hart pun sudah mengatakan bahwa ia bangga dengan semua yang ia capai di City. Pertandingan melawan Steaua terasa sangat emosional karena berpeluang menjadi yang terakhir baginya di City.

Logisnya, Hart akan memilih untuk pergi dari City demi bermain reguler setiap pekan. Ia butuh tampil reguler demi mengamankan posisinya sebagai penjaga gawang utama timnas Inggris. Persaingan di Inggris sangat ketat dengan Fraser Forster dan Jack Butland menjadi andalan di klub masing-masing.
Menggeser pemain bukan hanya tindakan Guardiola. Semua pelatih, terutama pelatih elit, sudah biasa melakukannya.

Musim ini, Jose Mourinho juga sudah 'mendegradasi' Bastian Schweinsteiger ke tim junior Manchester United. Mourinho dari awal sudah menegaskan bahwa mereka yang tak masuk skuat utama, tidak akan bermain musim ini.

Pelatih yang baru datang di klub besar selalu mendapat ekspektasi yang luar biasa tinggi. Wajar saja jika mereka kemudian melakukan beberapa langkah yang oleh sebagian orang mungkin dianggap ekstrem.

Pada akhirnya, semua pelatih dinilai berdasarkan trofi yang mereka dapat. Tentunya setiap pelatih memiliki cara sendiri untuk mencapai target itu, termasuk dalam menentukan pemain.
Keputusan Guardiola untuk mendepak Hart dari posisi kiper utama bukan cuma mendatangkan kritikan, sebagian lain juga memuji keberaniannya. Guardiola dipuji karena berani mengambil langkah tegas demi mewujudkan ambisinya membuat Man CIty menjadi lebih baik.

Hanya saja, mudah bagi Guardiola untuk bersikap berani karena mendapatkan dukungan penuh dari pihak klub. Manchester City selalu menyokong keputusan Gaurdiola, termasuk yang sedikit kontroversial seperti kasus Hart ini.

Sokongan itu dibuktikan pihak klub dengan membeli semua pemain yang diinginkan Guardiola. Alhasil, Guardiola pun menjadi percaya diri untuk mengancam atau mendepak pemain yang dianggapnya tidak akan cocok dalam filosofinya.

Tidak suka Hart? Beli penjaga gawang utama Barca. Tidak suka Yaya Toure? Beli Gundogan. Ingin mendepak Samir Nasri? Beli Nolito dan Leroy Sane. Lalu mereka juga mendatangkan John Stones, Gabriel Jesus, Zinchenko, Geronimo Rulli dan Marlos Moreno.

Dua petinggi Man City (Ferran Soriano dan Txiki Begiristain) adalah teman baik Guardiola sejak di Barcelona. Wajar jika kemudian sang pelatih mendapat kebebasan penuh. Lagipula, Manchester City sepertinya tak kekurangan uang untuk menuruti hasrat belanja sang pelatih.
Judi online QQ2889

Tidak ada komentar:

Posting Komentar